Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang
antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar
10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung yang lainnya.
Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan - bungkusan
tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru
atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya pesan tersebut sering
diabaikan).(sumber: Wikipedia.com)
Oleh karena itu, dibuatlah bermacam – macam solusi
untuk menanggulangi masalah itu dan salah satu nya adalah dengan membuat suatu
produk yaiu rokok herbal agar menjadi sumber alternatif untuk pengguna agar
menyalurkan kebiasaannya pada hal yang tidak merusak kesehatan.
Gambar 1.1 Bagian – bagian dalam Rokok
Dari penelitian terhadap 1.263 pasien kanker
paru-paru yang tidak pernah merokok, terlihat bahwa mereka yang menjadi perokok
pasif di rumah akan meningkatkan risiko kanker paru-paru hingga 18%. Bila hal
ini terjadi dalam waktu yang lama, 30 tahun lebih, risikonya meningkat menjadi
23%. Bila menjadi perokok pasif dilingkungan kerja atau kehidupan sosial,
risiko kanker paru-paru akan meningkat menjadi 16%.
Rokok herbal merupakan salah satu alternatif dan dapat
digunakan menjadi suatu bentuk terapi fisik bagi para perokok. Rokok herbal
terbuat dari beberapa ramuan yang diolah menjadi bahan campuran tembakau
pilihan. Campuran ini-lah yang mampu menetralkan kandungan tar dan nikotin
dalam produk rokok herbal. Bahan campuran ini juga berfungsi sebagai
ramuan terapi kesehatan yang tidak bersifat kimiawi. Ramuan ini bermanfaat
untuk melancarkan peredarandarah, membersihkan racun dalam tubuh terutama pada
saluran pernafasan. Begitupun dengan kandungan tar dan nikotin yang ter-dapat
dalam rokok herbal sangat rendah. Hasil uji laboratorium resmi menunjukkan fakta
presentase kandungan nikotin dalam produk rokok herbal sangat rendah bahkan
hampir mencapai 0%
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Menurut riset 51,1 persen rakyat Indonesia adalah perokok aktif, tertinggi di ASEAN dan sangat jauh bedanya dengan negara-negara tetangga, misalnya: Brunei Darusallam 0,06% dan Kamboja 1,15%. Pada tahun 2013, 43,8% perokok berasal dari golongan lemah; 37,7% perokok hanya memiliki ijazah SD; petani, nelayan dan buruh mencakup 44,5% perokok aktif. 33,4% perokok aktif berusia di antara 30 hingga 34 tahun. Bagusnya hanya 1,1% perempuan Indonesia adalah perokok aktif, walaupun tentunya perokok pasif akan lebih banyak.[1]
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan ketergantungan, di samping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.
0 komentar