Gravimetri
merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah
cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya. Dalam
analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan
yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan manta (stabil), sehingga
dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis
selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atom penyusunnya.
Gravimetri
dapat digunakan untuk menentukan hampir semua kation dan anion anorganik serta
zat – zat netral seperti belerang dioksida, karbon dioksida, dan iodium. Selain
itu, berbagai jenis zat organik dapat ditetapkan dengan teknik ini. Contoh –
contuhnya antara lain : penetapan kadar laktosa dalam susu, salisitas dalam
sediaan obat, kolestrol dalam biji –
bijian, dan benzaldehid dalam buah tertentu (Gandjar, 2007).
Metode
gravimetri merupakan metode standar yang memiliki akurasi yang sangat tinggi. Namun
metode ini harus dilakukan di laboratorium sehingga penerapnnya membutuhkan
waktu dan tenaga yang banyak untuk
mendapatkan satu nilai kadar air jenuh. Kebutuhan akan metode pengukuran tidak
langsung mendesak sebab banyaknya waktu dan tenaga yang dibutuhkan metode
gravimetri. Sifat – sifat dielektrik tanah seperti konduktivitas, kapasitansi
dan impedensi listrik pada suatu media berpori bervariasi menurut kadar
(Hermawan, 2004).
Metode
pembebasan gas atau penguapan pada hakekatnya bergantung pada penghilangan,
basa penyusun kontituen yang mudah menguap (Atsiri). Ini dapat dicapai dengan beberapa cara anatar
lain dengan cara pemijaran sederhana dalam udara atau aliran suatu gas yang tak
bereaksi dengan pengelola dengan beberapa regensia kimia dimana bahan penyusun
yang dikehendaki dijadikan mudah menguap dan dengan pengelolaan dengan suatu
regensia kimia dimana bahan penyusun dikehendaki tak mudah menguap ini dapat
diadsorpsi (diserap) dalam sejumlah medium yang telah ditimbang bila penafsiran
ini adalah penafsiran langsung atau bobot residu tertinggal setelah suatu
komponen dijadikan mudah menguap ditetapkan dan diproposi bahan penyusun itu
dihitung dari bobot (Riwandi, 2003).
Analisis
gravimetri merupakan salah satu cabang utama kimia analisis. Tahap pengukuran
dalam metode gravimetri adalah penimbangan. Analitnya secara fisis dipisahkan
dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya. Pengendapan
merupakan tehnik yang paling luas penggunaannya untuk memisahkan analit dari
pengganggu-penganggunya, elektrolisis ,ekstraksi pelarut dan pengatsirian
merupakan mtode lain pemisahan itu
Gravimetri
merupakan cara pemisahan jumlah zat yang tua dan peling sederhana dibandingkan
dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhanaan itu jelas kelihatan karena
dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan menimbang langsung massa zat yang
dipisahkan dari zat-zat lain. Pada dasarnya pemisahan zat dilakukan dengan cara
sebagai berikut : mula-mula cuplikan zat dilarutkan dalam pelarut yang sesuai,
lalu ditambahkan zat pengendap. Endapan yang terbentuk disaring, dicuci,
dikeringkan, dan dipijarkan dan setelah kering ditimbang. Kemudian jumlah zat
ditimbang. Kemudian jumlah zat ditentukan dihitung dari faktor stoikiometrinya.
Hasilnya disajikan sebagai bobot zat dalam cuplikan semula.
Analisis gravimetri merupakan cara analisis tertua dan paling murah. Gravimetri memerlukan waktu yang relatif lama dan hanya dapat digunakan untuk kadar komponen yang cukup besar. Suatu kesalahan kecil, secara relatif akan berakibat besar. Gravimetri masih dipergunakan untuk keperluan analisis, karena waktu pengerjaannya yang tidak perlu terus-menerus, dan setiap tahapan pengerjaan memakan waktu yang cukup lama. Selain itu, ketepatan analisis gravimetri untuk bahan tunggal dengan kadar lebih dari 1% jarang menggunakan metode lain.
Gravimetri dapat digunakan dalam analisis kadar air. Kadar air bahan bisa ditentukan dengan cara gravimetri evolusi langsung ataupun tidak langsung. Bila yang diukur ialah fase padatan dan kemudian fase gas dihitung berdasarkan padatan tersebut maka disebut gravimetri evolusi tidak langsung. Untuk penentuan kadar air suatu kristal dalam senyawa hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan senyawa dimaksud pada suhu 110–130 °C. Berkurangnya berat sebelum pemanasan menjadi berat sesudah pemanasan merupakan berat air kristalnya.
referensi :
https://kimia-analitik.blogspot.co.id/2016/05/analisis-gravimetri.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Gravimetri_(kimia)
https://www.scribd.com/doc/185551261/ANALISIS-GRAVIMETRI
referensi :
https://kimia-analitik.blogspot.co.id/2016/05/analisis-gravimetri.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Gravimetri_(kimia)
https://www.scribd.com/doc/185551261/ANALISIS-GRAVIMETRI
0 komentar