Setiap zat mempunyai massa dan menempati ruang. Massa zat
berbeda dengan bobot zat. Massa zat adalah jumlah zat yang ada dalam zat itu.
Karena itu, massa suatu zat tetap di mana pun ia berada. Sedangkan bobot zat
dapat berubah-ubah tergantung pada tempatnya. Zat yang berada jauh dari permukaan
bumi berbeda bobotnya dengan zat yang berada di permukaan bumi. Perbedaan ini
disebabkan perbedaan gaya tarik bumi, makin ringan zat itu. Atom dan molekul
mempunyai massa yang sangat kecil. Satuan yang lazim digunakan untuk menyatakan
jumlah zat (seperti gram atau kilogram) terlalu besar bila digunakan untuk
menyatakan jumlah atom dan molekul. Molekul terbentuk karena gabungan beberapa
atom, maka bobot molekul (disebut juga bobot molekul nisbi) merupakan bilangan
yang menyatakan jumlah bobot atom semua atom yang tercantum dalam rumus
molekulnya (Rivai, 1995).
Massa atom relatif (Ar) suatu unsur X dapat diperoleh
melalui persamaan berikut:
Ar X =
Selain
mengandung massa atom relatif (Ar) suatu unsur, kita dapat juga menentukan
massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa. Massa molekul relatif (Mr) suatu
senyawa dapat diperoleh melalui persamaan berikut:
Mr X =
Bobot
(massa) setiap atom dapat ditemukan dalam tabel periodik, sehingga massa suatu
molekul dapat diperoleh dengan cara menambahkan massa setiap atom di dalam
senyawa tersebut (Adam, 2011).
Titik leleh (atau titik beku) suatu zat ialah temperatur
pada mana fase padat dan cair ada dalam kesetimbangan. Jika kesetimbangan
semacam itu diganggu dengan menambahkan atau menarik energi panas, sistem akan
berubah dengan membentuk lebih banyak zat cair atau lebih banyak zat padat.
Namun temperatur akan tetap pada titik selama kedua fase itu masih ada. Titik
didih suatu cairan berubah secara nyata dengan berubahnya tekanan luar. Tetapi,
selisih tekanan yang kecil, seperti berubahnya tekanan udara, mempunyai
pengaruh yang dapat diabaikan pada titik beku suatu cairan. Pertambahan tekanan
yang besar memang menyebabkan fase yang volumenya lebih sukai, lebih disukai.
Untuk kebanyakan zat, keadaan padat lebih rapat (volume lebih kecil untuk bobot
tertentu) daripada keadaan cair. Beberapa zat, misalnya air dan bismuth,
keadaan cairnya lebih banyak (Keenan, 1984).
Seseorang yang bukan
ilmuwan mungkin tidak akan pernah menyadari fenomena kenaikan titik didih,
tetapai seorang pengamat yang jeli yang hidup di iklim dingin terbiasa dengan
penurunan titik beku. Es di jalanan dan trotoar yang beku akan meleleh bial
ditaburi garam seperti NaCl dan CaCl2. Cara pelelehan semacam ini
berhasil karena dapat menurunkan titik beku air.Ketika sebuah zat pelarut dicampur dengan zat terlarut yang kemudian menjadi sebuah larutan akan membuat titik beku zat pelarut mengalami penurunan. Karena titik beku sebuah larutan lebih rendah daripada titik beku zat pelarut murni. Hal ini dapat terjadi karena zat pelarut harus mencapai titik beku terlebih dahulu, kemudian barulah zat terlarut yang mencapai titik beku.
Atau penurunan titik beku juga dapat diartikan sebagai perbedaan titik beku yang diakibatkan karena adanya partikel-partikel zat terlarut. Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut ( Kf ).
Untuk larutan elektrolit menggunakan rumus:
1. Konsentrasi Larutan
Semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka akan semakin rendah titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi sebuah zat terlarut dalam suatu larutan semakin kecil, maka titik beku larutan tersebut akan semakin tinggi.
2. Sifat Elektrolit Larutan
Pada sebuah larutan yang bersifat elektrolit proses pembekuan akan lebih lama karena adanya ion-ion yang memliki daya hantar listrik, sehingga hal ini membuat larutan tersebut menjadi lebih sukar membeku yang artinya titik beku larutan akan lebih rendah.
3. Jumlah Partikel
Semakin banyak jumlah partikel dari zat terlarut, maka akan semakin rendah titik bekunya. Sedangkan jika jumlah partikel dari zat terlarut lebih sedikit, maka titik bekunya pun akan semakin tinggi.
4. Molalitas
Semakin besar molalitas sebuah larutan, maka nilai penurunan titik beku nya akan semakin tinggi. Sedangkan jika molalitas sebuah larutan semakin kecil, maka nilai penurunan titik bekunya akan semakin rendah pula.
5. Kemurnian Zat
Ketika kita mencoba bandingan dengan membekukan sebuah zat pelarut murni dan sebuah larutan dalam suhu yang sama, maka yang akan lebih cepat membeku adalah zat pelarut murni.
6. Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah
Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah dan semakin besar pula perbedaan penurunan titik bekunya.
referensi :
http://materiipa.com/penurunan-titik-beku
https://www.scribd.com/doc/76638967/Laporan-Berat-Molekul-Kimfis-1
0 komentar